Saya bukan orang yang ahli dalam bidang fotografi, namun saya menyukainya. Belakangan ini, saya menggemari potret human interest dan sering kali melakukan hunting di tempat-tempat ramai seperti pasar, gang-gang kecil, atau tempat wisata.
Salah satu pasar yang menjadi favorit saya ketika berburu foto adalah Pasar Petak Sembilan. Pasar ini berlokasi di Petak Sembilan, dekat Glodok, Jakarta Utara. Sebenarnya, ada banyak pasar yang jauh lebih dekat dengan tempat tinggal saya, namun Pasar Petak Sembilan memiliki keunikan tersendiri, setidaknya bagi saya.
Pasar Petak Sembilan terbilang bersih dan tertata. Para pedagangnya pun ramah, meski ada beberapa dari mereka yang tidak suka difoto. Sudah dua kali saya memotret ke Pasar Petak Sembilan dan tak pernah kehabisan ide untuk mengambil angle. Setiap sudutnya seolah bercerita. Ditambah lagi, ada banyak warna yang bisa dilihat di pasar ini, yang tanpa sadar telah memperindah objek foto yang diambil.
Alasan saya memotret human interest adalah saya tidak hanya bisa mendapatkan gambar yang bagus, namun juga bercerita. Lewat potret human interest, kita bisa mempelajari ekspresi seseorang ketika sedang beraktivitas, melakukan interaksi dengan mereka, dan melihat lebih dekat tentang realita yang belum kita ketahui. Potret human interest membuat kita harus terjun mengamati fenomena yang mungkin masih asing dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain memotret manusia, saya juga suka memotret hal-hal kecil yang berkaitan dengan kehidupan seperti jemuran pakaian, pintu, sarang burung, dan sebagainya. Hal-hal kecil itulah yang sebenarnya memberikan cerita lebih dalam gambar kita, yang mungkin selama ini kita abaikan. Kita membutuhkan feeling yang kuat untuk membidik foto yang bercerita. Bagi saya, tidak sulit mengambil foto yang bagus, asal kita lebih peka dengan sekitar dan melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Potret human interest mengajarkan saya untuk melihat dunia dengan mata terbuka, bahwa manusia dan aktivitasnya adalah objek yang bisa diabadikan dan dipelajari lebih jauh. Dengan memotret, kita pun bisa belajar banyak hal, seperti budaya atau kebiasaan masyarakat setempat. Intinya, potret human interest membuat kita mampu mengamati kondisi di sekitar kita dengan lebih dekat. :)
Jakarta, Mei 2016.
Copyright by Laili Mutamimah.
Copyright by Laili Mutamimah.
0 komentar