Perempuan, Kamu Itu Pelangi, Mereka yang Buta Warna
By Laili Muttamimah - January 15, 2017
Photo by Christian Widell on Unsplash
|
“Dia nggak mungkin suka sama gue, gue kan gendut.”
“Cowok, kan, suka cewek yang putih mulus.”
“Gue jarang ke salon, apa dia bakal tertarik sama gue?”
Jujur saja, pertanyaan-pertanyaan semacam ini sering kali saya temui
di percakapan seputar percintaan. Dan kebanyakan, mereka yang
melontarkan pertanyaan ini adalah perempuan. Tak bisa dipungkiri,
persoalan tubuh memang tak jarang dikaitkan dengan ketertarikan dalam
percintaan. Padahal, kenyataannya tidak begitu.
Namun, sampai saat ini, masih banyak perempuan yang mengukur diri
mereka dari tampilan fisik mereka dan bagaimana laki-laki memberi
persepsi tentang hal itu. Bagi perempuan, komentar tentang tubuh yang
dilontarkan oleh laki-laki sangatlah sensitif sehingga mampu membuatnya
menilai apakah diri mereka pantas disukai atau tidak.
Mengubah pola pikir seperti ini tidaklah mudah, namun lewat tulisan
ini, saya ingin berpesan kepada para perempuan bahwa kita dicintai
sebagaimana diri kita, bukan bagaimana orang ingin seperti apa diri
kita.
Salah seorang teman saya sering kali mengeluhkan kondisi fisiknya
yang gemuk. Ia berpikir, karena tubuhnya itulah ia sulit mendapatkan
pacar. Persepsinya, laki-laki hanya menilai dirinya berdasarkan fisik,
padahal ia punya banyak potensi dalam dirinya yang sebenarnya bisa
dilihat oleh banyak orang secara nyata. Satu kali, ia pernah merasa
depresi ketika laki-laki yang ia sukai menyebut label “gemuk” itu
kepadanya. Kepercayaan dirinya runtuh. Ia merasa tidak berharga
sampai-sampai mogok makan nasi selama satu minggu. Hal itu terjadi hanya
karena satu kata: gemuk.
Bisa kita bayangkan betapa kuatnya satu patah kata yang diucapkan
oleh seseorang hingga mampu membuat orang lain merasa tidak berarti. Itu
mengapa, kita harus benar-benar menjaga ucapan kita, meski hal itu
diniatkan untuk bercanda, tetap saja terkadang pesan yang disampaikan
akan diinterpretasi berbeda oleh orang lain. Kita harus tahu kapan waktu
yang tepat dan kata apa yang pantas digunakan untuk lelucon, karena
jika sudah menyinggung perasaan orang lain, dampaknya tidaklah kecil
seperti yang kita kira.
Tapi, kita semua harus tahu bahwa setiap orang terlahir dengan banyak
warna, jangan ubah warna itu menjadi satu jenis hanya untuk mengikuti
keinginan orang lain. Kita diciptakan dengan warna-warna indah, yang
hanya bisa dilihat oleh mereka yang ‘tidak buta warna’. Mungkin si A
lebih suka warna kuning, si B suka warna biru, dan sebagainya… ya,
setiap orang punya warna favorit yang ingin mereka lihat, tapi bukan
berarti kita harus berubah menjadi warna-warna itu hanya untuk
menyenangkan mereka.
Kita bisa membuat warna kita lebih menonjol agar orang lain
melihatnya, dengan cara memperlihatkan potensi kita sebanyak-banyaknya.
Percayalah, mereka yang benar-benar mampu melihat warna, pasti akan
menyadari pelangi di dalam diri kita. Kita sudah dianugerahi berbagai
warna yang sempurna, mengapa kita harus merasa tidak berharga?
Perempuan cantik adalah mereka yang mampu menyuarakan pemikirannya.
Cantik ketika mereka bisa melakukan aksi untuk perubahan yang lebih
baik. Cantik ketika mereka tak haus untuk belajar. Cantik ketika mereka
mengejar passion. Cantik ketika mereka bisa menjaga sikap.
Cantik ketika mereka bisa merawat diri. Dan cantik ketika mereka bisa
menghargai orang lain. Ada definisi cantik yang tak terhingga di dunia
ini, mengapa kita hanya membatasinya dengan langsing, putih, dan tinggi?
Percayalah, perempuan, kita semua bisa bersinar dengan cara
masing-masing. Seperti bunga yang harum dengan caranya sendiri. Mungkin
saya tidak suka dengan harum bunga melati, tapi pasti ada orang lain
yang suka sekali dengan aromanya. Itu berarti, akan selalu ada orang
yang menyukai kita sebagaimana diri kita apa adanya.
Perempuan, kita adalah pelangi, hanya saja… mereka yang mengejek kita
terlalu buta untuk melihat warna-warna yang ada dalam diri kita. Bukan
kita yang tidak memancar, merekalah yang tidak punya kemampuan untuk
melihat lebih dekat. Tutuplah percakapan seputar tubuh kita, terimalah
setiap warna yang ada dalamnya, dan bersinarlah.
Jadilah pelangi untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang mampu melihatnya.