Sepanjang tahun 2020 lalu, saya sering membaca nama toko ini berkeliaran di linimasa. Ya, Maison Weiner, sebuah toko roti di bilangan Kwitang, Jakarta Pusat, ini ramai dibicarakan karena keunikannya. Padahal, Maison Weiner sudah berdiri sejak tahun 1936, bahkan digadang-gadang sebagai toko roti pertama di Jakarta, namun publik baru mulai mengenalnya sejak beberapa orang memberikan ulasan melalui media sosial Twitter, tak terkecuali saya.
Jadi, saat cuti akhir tahun kemarin, saya memutuskan untuk mengunjungi Maison Weiner. Berhubung PSBB masih diterapkan, saya datang di pagi hari pada hari kerja untuk menghindari kerumunan. Beruntunglah, pagi itu Maison Weiner masih sepi, hanya ada satu pengunjung lain yang makan di tempat, dan sekitar tiga pengunjung yang beli untuk dibawa pulang. Toko ini buka cukup pagi, yaitu jam 7, jadi kita bisa menikmati sarapan a la Eropa di sini.
Dari penampakan luarnya saja kita seolah dibawa bernostalgia pada zaman kolonial dulu. Sepertinya pemilik toko ini memang membiarkan eksterior toko ini diberi sentuhan khas Eropa dengan dominasi warna merah dan putih. Saya dan Ibnu langsung mengambil posisi duduk di dekat jendela besar (yang menurut saya jauh lebih menyenangkan jika jendela itu langsung menghadap ke jalanan tempat orang berlalu-lalang). Saat itu, beberapa kue baru saja matang, ruangan jadi terasa hangat dan beraroma rum yang nikmat.
Kue soes |
Kue horen |
Pesanan kami jatuh pada kue soes dan horen. Sebenarnya saya kepingin banget cobain ontbitjkoek yang terkenal dari toko ini, sayangnya kemarin sedang kosong. Untuk minumnya kami pesan teh tawar hangat, maklum... bukan pecinta kopi, jadi nggak bisa lepas dari teh, hahaha. Untuk isian krim fla-nya sendiri, mereka mengambil langsung dari dapur, jadi masih fresh dan nggak bikin tekstur kuenya lembek.
Pas dicoba.... yum! Sebahagia itu pas icipin suapan pertama. Tekstur kue horen-nya masih garing dan puff, lalu beradu sama fla vanilla yang lembut di lidah. Fla-nya sendiri (untungnya) nggak terlalu manis. Fla-nya juga pakai rum, tapi nggak terlalu menyengat aroma rum-nya. Hanya saja, karena horen-nya ditaburi gula, jadi manis banget menurut saya. Untung pesan minumnya teh tawar, hahaha. Saya juga cobain soes-nya dan juara banget rasanya. Saya pribadi lebih suka soes-nya daripada horen, karena teksturnya lembut dan lumer di lidah.
Selain kue manis, tentu yang terkenal dari Maison Weiner adalah roti-rotinya, terutama sourdough! Buat kamu pecinta roti artisan yang kepingin makan sourdough a la Eropa atau bahkan baguette, Maison Weiner bisa jadi tempat yang tepat! Ada beragam sourdough yang bisa kamu pilih dengan harga yang bervariasi dimulai dari Rp50.000. Untuk kue yang tadi kami makan, harganya sekitar Rp10.000-Rp12.000. Rata-rata harga kue manis sekitar belasan ribu, tapi ada juga yang Rp65.000 seperti pie apel. Untuk roti-roti lainnya juga berkisar di belasan ribu, termasuk murah untuk rasa yang nggak murahan. ;-)
Kalau kamu berniat datang ke Maison Weiner, saya sarankan untuk datang lebih pagi, karena selain sepi pengunjung, kamu juga bisa nikmatin waktu lebih lama di sini. Tempatnya nyaman dan tenang banget (kalau sepi), cocok buat baca buku, nulis, atau bahkan ngobrol santai bareng teman dan keluarga. Oh iya, di tembok toko ini juga dipajang beberapa foto dan artikel tentang sejarah toko ini (saya nggak bahas karena ada banyak media yang sudah mengulas), tapi kamu bisa baca langsung juga karena menarik.
Jadi, sekarang nggak perlu jauh-jauh kalau mau makan roti khas Eropa, cukup ke Maison Weiner aja! :-)
Maison Weiner
Jl. Kramat II No.2, RT.6/RW.7, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420
Jam buka: 07.00 - 18.00 WIB